MEMPERTIMBANGKAN KEMBALI TEORI BENTURAN ANTAR PERADABAN SAMUEL HATINTON

Oleh : Khusni Mubarok abdullah


Perkembangan sejarah peradaban manusia dalam pasang surutnya telah menciptakan dialektika kritis dalam pewacanaan global. para pakar sosial, agama, budaya, ekonomi dan politik mencoba menyuguhkan analisa mereka dalam perspektifnya masing-masing. Sebut saja Hatinton, pemikir sosial politikg
abad modern ini menawarkan teorinya bahwa kelak perkembangan peradaban manusia akan didominasi oleh budaya Timur di satu sisi dan Barat di sisi lain. islam, Konfusius dan agama agama Timur digolongkan Hatinton sebagai timur dan kristen disisi lain sebagai Barat.

Teori ini tidak menarik dalam hemat saya, karna bersifat religius-politic. analsisa ini dapat mudah disangkal ketika masyarakat dunia tidak bisa menggolongkan Hindu, Budha atau simbiosisnya yang lain mengingat, Pertama, Agama agama dimaksud secara historis hanya berada dalam zona yang lokalistik, India, Bali, Myanmar, Thailand dan di beberapa negara tertentu saja. Kedua, agama-agama dimaksud dalam sejarahnya tidak pernah berada dalam puncak kejayaannya.ketiga, agama-agama dimaksud juga tidak bersifat universalistik. berbeda dengan Islam dan Kristen misalnya, kedua agama ini memiliki universalisme yang tidak terbantahkan, penganutnya tersebar diseluruh penjuru dunia. dan keempat. metode bloking yang dilakukan Hatinton menafikan realitas bahwa tidak semua manusia di bagian Timur dunia menganut Islam atau konFusius, dan sebaiknya Barat tidak seluruhnya beragama kristiani.

Namun, Hatinton telah menawarkan teori yang menarik ketika kita lihat dalam ideologis frem, entah dalam istilah mana yang tepat, Islam VS Kristen atau Sosialisme VS Kapitalisme, atau Islam dan sosialisme (atau mungkin embrio Komunisme pasca runtuhnya Soviet) disatu sisi VS Kapitalisme di sisi lain.

Pendapat ini dapat diperkuat dengan : pertama, Eonomic-analitis. pertarungan kapitalisme dan sosialisme Pasca perang dingin yang berahir dengan kemenangan Kapitalisme telah merubah wujud dunia secara Global, Amerika dengan seksama berhasil meletakkan prinsip ketergantungan dunia atas mata uang Dolar, kenyataan ini membuat seluruh negara maju dan bahkan berkembang mau tidak mau, suka tidak suka harus mengikuti irama ini, hampir menutup kemungkinan sebuah negara dalam meningkatkan pendapatan negaranya disetandarkan pada mata uang selain Dolar. Jelas ini sangat berpengaruh dalam kebijakan-kebijakan negara tertentu yang harus melakukan standar pendapatan (devisa) dengan invlasi negaranya. negara-negara miskin seperti Kuba, India, Thailand, Laos, Bhangladesh, ukrania dan negara-negara lain dengan sangat "terpaksa" melakukan usaha-usaha ekonomi "bawah tanah"(dalam Bahasa saya) dengan melakuan pengayaan opium, obat-obat terlarang,transaksi senjata, ilegal Loging dan lainnya untuk meningkatkan pendapatan tambahan.bila kita lebih cerdas inilah yang melatar belakangi kegemaran amerika memberikan sangsi ekonomi melalui PBB bagi ngara-negara dimaksud. keadaan ini diperparah dengan tersumbatnya komunikasi politik Luar negeri bebas aktif mereka dengan negara-negara luar. secara politik ini mengindikasikan arogansi Kapitalisme bagi negara yang tidak mau secara aktif bekerja sama dengan amerika, baik ekonomi, militer, inteljen, , isu terorisme dan lain-lain.

kedua, analis apolitik Timur-tengah. bloking politik ameriak terhadap timur tengah. masalahnya sederhana, dengan dibumi hanguskannya lebanon beberapa waktu lalu telah mengahiri mimpi buruk Amerika akan laju ekonomi China yang akan masuk ke Timur-tengah melalui Lebanon. China yang notabene berideologi Komunis jelas merupakan ancaman besar bagi dominasi kapitalisme di Timur-Tengah, dus pada 2020 nanti China diprediksikan akan menjadi negara terkaya dunia.

Ada beberapa hal yang perlu untuk menjadi catatan khusus: pertama, munculnya Kapitalisme di eropa dan wilayah lainnya disertai dengan menurunnya kepercayaan dan praktik keagamaan (spiritualitas) yang sebelumnya menjadi tradisi masyarakat pra-industrial. Perkembangan kapitalisme industri pada level ekonomi dibarengi - dalam ruang budaya - oleh sekularisasi kepercayaan dan praktik serta oleh progresivitas rasionalisasi kehidupan. ini ditandai dengan semakin melemahnya pengaruh gereja dalam masyarakat.Kedua,Menurunnya peran agama dengan demikian menjadi landasan bagi munculnya sistem kepercayaan sekular atau 'ideologi' yang diarahkan untuk memobilisir tindakan politik dengan tanpa mengacu pada nilai dan kehidupan yang lain. kesadaran agama dan mistisitas masyarakat pra-industrial digantikan oleh kesadaran praktis yang berakar dari kolektivitas sosial dan diawali oleh sistem kepercayaan sekular.dan ketiga,perkembangan tersebut melahirkan 'era ideologi' yang berujung pada terjadinya gerakan revolusioner radikal pada abad sembilan belas dan awal abad dua puluh. gerakan tersebut - seperti tulisan-tulisan para ahli teori sosial 1950-an dan 1960-an - merupakan manifestasi ahir era ideologi. Saat ini kehidupan politik merupakan persoalan reformasi bertahap dan sebagai akomodasi pragmatik terhadap kepentingan pihak yang bertikai. tindakan politik dan sosial tak hanya diawali oleh sistem kepercayaan sekular yang menuntut perubahan sosial secara radikal. Karena itu, berdasarkan pendukung pandangan ini, masyarakat dunia sedang menyaksikan tidak hanya akhir ideologi tapi akhir dari ideologi itu sendiri. untuk mendalami diskursus ini, saya sarankan pembaca untuk membaca buku Matinya ideologi karya Daniel Bell atau juga the End Of History karya Francis Fukuyama, atau juga The Third Way milik Antony Gidens dan karya-karya tokoh lain.

bersambung.........

1 comment:

  1. this verry good.... salam aza buat umi ma aba nte dirumah...

    ReplyDelete

tidak ada paling bijak selain meminta saran dan kritik. di sini, media komuniukasiilmu kita bangun.terima kasih.

Blog Archive